Jumat, 22 April 2016

PPDB SMP PUI MUKTISARI


Buruan daftarkan diri anda yg akan melanjuitkan ke sekolah tingkat SLTP ke sekolah kami SMP PUI MUKTISARI,sekola kami sudah terjamin pendidikannya,selalu mendapatkan kejuaraan dalam berbagai bidang,membuat siswa/siswi menjadi aktif dalam bersosial,visi sekola kami menjadikan insan ilmiah karimah,cukup sekian yg bisa saya sampaikan,untuk informasi lebih lanjut buka blog di smppuimuktisari.blogspot.com sekolah kami terbuka lebar untuk kalian

Rabu, 20 April 2016

SEJARAH ISLAM DI EROPA


Sejarah Islam di Eropa



Eropa dan dunia Islam memiliki hubungan erat satu sama lain selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian Perang Salib (1095-1291) dan penguasaan Utsmani terhadap Balkan (1389), membawa keterkaitan konstan antara masing-masing masyarakatnya.
Saat ini, banyak sejarawan dan sosiolog menyatakan bahwa Islam adalah penyebab utama gerakan Eropa dari kegelapan Abad Pertengahan menuju kecemerlangan Renaissance. Pada waktu ketika Eropa masih terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan banyak bidang lain, umat Islam memiliki harta karun pengetahuan yang luas dan potensi besar untuk berkembang.

Peristiwa pertama yang membuat orang Eropa sadar akan keberadaan penting Islam dalam kehidupan mereka adalah khalifah Umar bin al-Khattab merebut Yerusalem (638). Hal ini menyebabkan Eropa menyadari untuk pertama kalinya bahwa Islam telah menyebar dan bahkan mendekati batas wilayah mereka. Alasan utama Perang Salib, yang terjadi empat abad kemudian, adalah untuk mengambil kembali Yerusalem dari kaum muslim. Tetapi Tentara Salib yang ditugaskan untuk tujuan ini memperoleh sesuatu yang lain, karena kontak mereka dengan dunia Muslim adalah langkah pertama menuju kelahiran kembali Eropa. Didominasi oleh kegelapan, konflik, perang, dan despotisme, Eropa menghadapi peradaban dunia Islam yang maju dan melihat bahwa penduduknya sangat makmur dan beradab, serta cukup maju dalam bidang kedokteran, astronomi, dan matematika seperti dalam kehidupan sosial mereka. Mereka juga melihat nilai-nilai yang jarang ditemukan di Eropa pada waktu itu (misalnya, pluralisme, toleransi, pengertian, belas kasih, dan pengorbanan diri) adalah aspek-aspek moralitas yang tinggi yang diekspresikan oleh umat Islam, yang menyadari tanggung jawab keagamaan mereka.
Sementara itu, ketika Perang Salib masih berkecamuk, masyarakat Eropa juga menjalin hubungan dengan masyarakat Muslim yang lebih dekat dengan wilayah mereka: kerajaan Islam Andalusia, yang terletak di bagian selatan benua mereka sendiri. Andalusia memiliki pengaruh budaya yang kuat pada Eropa hingga keruntuhannya pada akhir abad ke-15. Banyak sejarawan yang telah mempelajari pengaruh Andalusia atas Eropa sepakat bahwa kerajaan ini, dengan struktur sosial dan tingkat peradaban tinggi, jauh lebih maju daripada seluruh Eropa, dan bahwa itu adalah salah satu faktor utama dalam pengembangan peradaban Eropa. Sejarawan terkemuka Spanyol, Blanco Ibanez menulis bahwa:
Kekalahan di Spanyol tidak datang dari utara; penakluk Islam datang dari selatan. Ini jauh lebih dari sebuah kemenangan, itu merupakan suatu lompatan peradaban. Karena kenyataan ini, peradaban terkaya, paling cemerlang, dan dikenal di Eropa lahir dan berkembang sepanjang Abad Pertengahan antara abad ke-8 dan abad ke-15. Selama periode ini bangsa utara yang hancur oleh perang agama, dan sementara mereka bergerak di tumpukan haus darah, penduduk Andalusia melebihi jumlah 30 juta. Dalam nomor ini, yang tinggi untuk waktu itu, setiap ras dan agama bergerak bebas dan dengan kesetaraan, dan denyut nadi masyarakat sangat hidup.
Dengan jalan-jalan terang-benderang, ibukota Cordoba memberikan contoh mencolok dan kontras dengan kota-kota Eropa yang menurut sejarawan Inggris, John W. Draper, “Tujuh ratus tahun setelah ini, tidak lebih dari satu lampu publik di London. Di Paris, berabad-abad kemudian, siapa pun yang melangkah pada hari-hari hujan, kakinya berlumur lumpur hingga pergelangan.
Andalusia akhirnya runtuh ada pada tahun 1492 dengan jatuhnya Granada, kerajaan Islam terakhir di Semenanjung Iberia. Tapi kemudian, Eropa berhadapan dengan Kekaisaran Utsmani, yang mulai maju di Balkan pada abad kelima belas sebagai akibat dari beberapa kemenangan dan konversi massal di kalangan orang-orang Balkan. Konversi ini tidak pernah dipaksa atau diperoleh dengan tekanan. Pada waktu itu, moralitas Islam yang diberlakukan oleh Utsmani membuat orang-orang yang menyaksikannya memilih Islam secara bebas. Peradaban Utsmani dibangun di atas nilai-nilai moral Al-Qur’an seperti keadilan, kesetaraan, toleransi, dan kasih sayang, dan itu berlaku di Balkan selama 400 tahun. Bekas-bekasnya masih dapat dilihat di sana (sejumlah besar peninggalan ini dihancurkan oleh pasukan Serbia dan rudal-rudal selama perang di Bosnia, tetapi ini tidak mengubah fakta-fakta sejarah). Peradaban Islam berbasis Al-Qur’an ini merupakan bagian penting dari Eropa. Bahkan saat ini, cukup banyak umat Islam Eropa tinggal di Balkan.
Salah seoarang orang yang percaya bahwa peradaban Eropa telah belajar banyak dari Islam dan bahwa kedua peradaban selalu terkait erat adalah Charles, Pangeran Wales. Pangeran Charles menggambarkan peradaban Islam dan pengalaman apa yang diajarkan Andalusia dan Ottoman di Balkan kepada Eropa adalah: diplomasi, perdagangan bebas, terbukanya perbatasan, teknik riset akademik, semuanya datang dari Andalusia. Abad Pertengahan Islam adalah agama dengan toleransi yang luar biasa untuk saat itu, sehingga orang-orang Yahudi dan Kristen boleh mempraktikkan warisan keyakinan mereka, dan menetapkan contoh yang, sayangnya, tidak dicontoh selama berabad-abad di Barat. Yang mengejutkan adalah kenyataan bahwa Islam telah menjadi bagian dari Eropa begitu lama, pertama di Spanyol, kemudian di Balkan, dan telah memberikan sumbangan yang begitu banyak ke arah peradaban yang semuanya, secara salah, dianggap sebagai sepenuhnya Barat. Islam adalah bagian dari masa lalu dan masa sekarang peradaban Barat, di semua bidang usaha manusia. Islam telah membantu untuk menciptakan Eropa modern. Islam adalah bagian dari warisan Barat sendiri, bukan hal yang terpisah.
Duta Besar Swedia, Ingmar Karlsson, dikenal di Turki karena bukunya, Islam dan Eropa, mengatakan bahwa di masa Andalusia, Kristen, Muslim, dan Yahudi hidup bersama dalam damai dan ini harus diambil sebagai model di Eropa.
Wakil tinggi Masyarakat Internasional di Bosnia-Herzegovina, Wolfgang Petritsch, menekankan dalam sebuah artikel tanggal 20 November 2001 edisi New York Times bahwa perjuangan melawan teror tidak boleh diarahkan terhadap Islam dan bahwa tidak boleh dilupakan bahwa Islam sebenarnya merupakan bagian dari Eropa. Dalam artikelnya, “Islam adalah Bagian dari Barat, Juga,” ia menyatakan: “Ketika kami melangkah keluar dari paradigma kita-dan-mereka, kita mungkin ingat bahwa Islam adalah bagian dari tradisi Eropa.” Menjaga fakta historis ini dalam pikiran adalah salah satu cara untuk mencegah kekacauan yang diinginkan oleh para provokator yang mengedepankan tesis “benturan peradaban”. Perbedaan dalam peradaban bukan alasan untuk konflik, melainkan, dapat menjadi sarana penting untuk memajukan dialog.[]

Minggu, 20 Maret 2016

SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Saat islam untuk pertama kalinya datang ke Indonesia, pada waktu itu berbagai kepercayaan dan agama seperti Budha, Hindu, dinamisme dan anisme sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia. Bahkan disebagai besar wilayah Indonesia sudah berdiri kerajaan-kerajaan yang menganut agama Budha dan Hindu. Contohnya, kerajaan Sriwijaya di Sumatera, kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat dan masih banyak kerajaan yang lainnya. Akan tetapi, Islam datang ke wilayah-wilayah itu bisa diterima dengan baik, sebab Islam datang dengan cara yang baik pula, mereka pembawa ajaran Islam datang dengan prinsipi-prinsip persamaan antar manusia, perdamaian, ketentraman, serta menghilangkan kasta dan perbudakan yang sebelumnya sering terjadi di wilayah itu. Sehingga, tidak ada paksaan dari masyarakat di sana saat diajak untuk mengucapkan dua kalimah syahadat, mereka melakukannya dengan senang hati.
Kalau bicara tentang kapan islam mulai datang dan masuk ke Indonesia, menurut para ahli sejarah, islam masuk k Indonesia pada abad ke tujuh masehi atau abad pertama hijriyah. Namun dari sumber lain, ada yang menyebutkan bahwa Islam sudah mulai masuk ke Indonesia saat para pedagang dari Arab mulai singgah dan memasuki wilatyah Indonesa. Waktu itu saat masih pemerintahan sahabat nabi, Khulafaur Rasyidin.

Proses Masuknya Islam di Indonesia

sejarah masuknya islam ke indonesia
asiawelcome.com
Berbeda dengan agama lain yang datang ke Indonesia dengan cara penindasan, peperangan dan pemaksaan. Islam masuk ke Indonesia dengan cara perdamaian, para pembawa ajaran agama Islam pada waktu itu dengan sabar dan gigih menjelaskan tentang ajaran Islam pada penduduk setempat. Mereka pun tidak memaksa penduduk setempat untuk memeluk agama Islam. Karena, dalam ajaran islam itu tidak ada paksaan, Para ulama berpegang teguh pada prinsip salah satu ayat Al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 256.
Adapaun cara dan proses masuknya islam di Indonesia melalui beberapa cara, antara lain sebagai berikut.

1. Perdagangan

Islam masuk ke Indonesia salah satunya lewat dengan cara perdagangan. Hal ini bisa terjadi, karena orang-orang Melayu yang ada di Indonesia pada waktu itu berhubungan dengan orang arab dalam hal perdagangan. Mereka sudah sangat dekat antara satu sama lain. Jadi, saat pedagang arab mulai menyebarkan pemahaman agama Islam, para orang melayu pun mudah untuk menerimanya.
Lambat tapi pasti, orang Melayu mulai banyak masuk ajaran Islam. Pengaruh Islam semakin kuat pada waktu itu setelah berdirinya kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Maka makin ramailah para pedangang Arab serta ulama yang datang ke Indonesia. Disamping mereka berdagang untuk mencari keuntungan duniawi, mereka juga sambil berdakwah untuk menambah amal mereka. Berbisnis sambil berdakwah, dunia dapat akhirat juga dapat.

2. Kultural

Maksud dengan kultural ini, penyebaran pemahaman Islam di Indonesia menggunakan media kebudayaan. Contohnya yang dilakukan oleh para wali songo di pulau Jawa. Sunan Kali Jaga pada waktu itu berdakwah dengan mengembangkan kesenian wayang kulit, dia mengisi pementasan wayang yang biasanya isinya itu bertema ajaran Hindu, dia ganti dengan ajaran Islam. Kemudian ada juga Sunan Muria berdakwah dengan mengembangkan Gamelannya. Sedangkan Sunan Giri berdakwah dengan cara membuat banyak sekali mainan anak-anak seperti cublak Suweng, Jalungan, Jamuran dan lain sebagainya. Para Sunan ini cerdik sekali, mereka membawa pemahaman ajaran Islam dengan menggunakan bahasa yang sering digunakan oleh kaumnya. Kebetulan pada waktu itu masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mereka sangat menyukai kesenian-kesenian itu.

3. Pendidikan

Salah satu cara efketif memasukan pemahaman ajaran Islam pada waktu itu dengan melalui pendidikan, dan pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling strategis untuk melakukannya. Kebanyakan para da’i dan mubalig dalam menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Indonesia, mereka it keluaran dari pesantren. Contohnya Datuk Ribandang yang merupakan keluaran dari pesantrn milik Sunan Giri, dia adalah seorang yang mengislamkan kerajaan Gowa Tolla di Kalimantan timur. Selain Datuk Ribandang, banyak santri-santri Sunan Giri yang menyebar ke pulau-pulau yang ada di Indonesia seperti Kangan, Haruku, Madura, Bawean hingga Nusa Tenggara. Sampai saat ini, pesantren masih menjadi strategi yang efektif untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh indonesia.

4. Kekuasaan Politik

Penyebaran Islam di Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan para Sultan. Contohnya di pulau Jawa, Kesultanan Demak merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung penyebaran agama Islam. Ada juga di pulau Sulawesi yaitu Raja Gowa-Tolla yang menjadi pelindung bagi para da’i menyebarkan ajaran Islam di sana. Para Sultan dan Raja saling berkomunikasi, tolong menolong dalam melindungi perkembangan dakwah Islam di Indonesia. Kekompakkan para sultan ini juga menjadi cikal bakal lahirnya negara Indonesia.

Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia

Peta perkembangan Islam di Indonesia
qoryatulquran.wordpress.com

1. Perkembangan Islam di Sumatera

Perkembangan Islam di wilayah Indonesia di awali dengan dimasukinya pemahaman ajaran islam daerah Pasai di Aceh Utara dan pantai barat Sumatera, di kedua wilayah tersebut masing-masing berdiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Islam Perak dan Samudera Pasai.

2. Perkembangan Islam di Jawa

Menurut Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya yaitu Sejarah Umat Islam, cikal kedatangan Islam ke pulau Jawa sebenarnya sudah dimulai pada tahun ke tujuh masehi atau abad pertama Hijriyah yaitu pada tahun 674 M – 675 M. Salah satu sahabat nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan yang pernah singgah di Kerajaan Kalingga di Jawa. Waktu itu dia menyamar sebagai pedagang. Mungkin pada waktu itu Muawiyah baru penjajakan saja, namun proses dakwahnya tetap berlangsung dan diteruskan oleh para da’i yang berasal dari Kerajaan Pasai dan Malaka. Karena pada waktu itu jalur perhungan antara Pasai dengan Jawa begitu pesat.

3. Perkembangan Islam di Kalimantan

Borneo adalah sebutan nama lain Kalimantan. Pada waktu itu Islam masuk ke sana melalui tiga jalur. Jalur yang pertama adalah melalui Kerajaan Islam Pasai dan Perlak. Jalur kedua Islam disebarkan oleh para da’i dari tanah jawa. Mereka melakukan ekspedisi ke pulau Kalimantan sejak Kerajaan Demak berdiri. Pada waktu itu, Kerajaan Demak mengirimkan banyak sekali da’i ke luar pulau Jawa, salah satunya ke pulau Kalimantan. Jalur ketiga melalu kedatangan para da’i yang berasal dari tanah Sulawesi. Salah satu da’i yang terkenal pada waktu itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

4. Perkembangan Islam di Maluku

Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tak ayal hal ini menjadi daya tarik sendiri para pedagang asing, salah satunya pedagang mulim dari Jawa, Malaka, Sumatera dan Manca Negara. Dengan kedatangan para pedagang muslim ini, menyebabkan perkembangan Islam di Kepulauan Maluku ini menyebar dengan cepat. tepatnya sekitar pertengahan abad ke 15 atau tahun 1440 Islam mulai masuk ke Maluku.
Pada tahun 1460 M, raja Ternate yaitu Vongi Tidore masuk Islam. Namun menurut sejarawan Belanda yaitu h.J De Graaft, raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin. Setelah raja Ternate masuk Islam, hal ini semakin mempercepat perkembangan Islam di Maluku dan mempengaruhi kerajaan-kerajaan lain di Maluku yang mulai menerima paham ajaran Islam. Namun dari sekian kerajaan Islam yang ada di Maluku, yang paling terkenal adalah Kerajaan Ternate dan Tidore.
Beranda

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Assalam'ualaikum

https://lh5.googleusercontent.com/-DKBQq5lb2JI/ThxOpd7_9ZI/AAAAAAAAAQU/cs4J-Fzpl38/daaa.gif

Quote Of The Day

 

Followers

 

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger